SEORAMG SISWA YANG MELAWAN GURU
Rekaman itu menampilkan Ibu Guru berbaju batik biru korpri, berkerudung biru tua, dengan masker tergantung di leher. Bu Guru duduk di kursi, dan mencoba mendudukkan siswa berseragam merah putih itu di kursi yang ada di depannya.
"Duduk sini opo situ?" tanya Bu Guru dengan logat Jawa kepada siswa itu.
Namun siswa berumur sekitar 10 tahun itu berontak. Bocah ini tidak mau duduk dan memilih berdiri membusungkan dada di depan Bu Guru, seperti menantang.
"Aku arep balik!" kata bocah itu sambil meraih tas ranselnya, disusul bentakan yang sepertinya tidak terdengar seperti kata-kata dalam Bahasa Indonesia.
Bu Guru berusaha sabar, bereaksi halus sambil mencubit pipi anak didiknya. "Loh kok ngrasani Bu Guru monyet ki?" kata Bu Guru.
Si bocah masih saja menatap tajam, malah kali ini dia seperti hendak menyerang gurunya. Bu Guru kemudian mencoba sekali lagi mendudukkan bocah ini.
"Kamu itu anak kecil, duduk sini," kata Bu Guru yang terlihat satu kali mendorong si bocah SD.
Tetap, bocah ini tak mau duduk. Dia tetap terlihat hendak menyerang gurunya. Bu Guru menyiagakan tangkisan dengan lengannya, kalau-kalau bocah ini menyerangnya. Namun akhirnya Bu Guru jengkel juga.
"Saya enggak mau menerima anak kayak gini loh. Biar sekolah di hutan," kata Bu Guru seraya meninggalkan lokasi.
Siswa SD ini kemudian menyoraki singkat, "Huu...," sambil meraih tasnya untuk pergi juga.
PERTANYAAN
SOLUSI
Siswa Melawan Guru
Fenomena Siswa melawan guru
mungkin sebuah pemandangan yang jamak(tidak aneh) terjadi di
negeri ini. Ketika seorang Siswa tidak puas
terhadap gurunya, maka tindakan anarkistis mungkin menjadi jalan terakhir yang
akan dia tempuh, sehingga terjadilah pertikaian tidak sehat antara Siswa versus guru.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN SISWA MELAWAN GURU
- Digunjingkan dengan orang lain
- Di permalukan di depan kelas
- kekerasan
- berawal dari julukan
Rekaman itu menampilkan Ibu Guru berbaju batik biru korpri, berkerudung biru tua, dengan masker tergantung di leher. Bu Guru duduk di kursi, dan mencoba mendudukkan siswa berseragam merah putih itu di kursi yang ada di depannya.
"Duduk sini opo situ?" tanya Bu Guru dengan logat Jawa kepada siswa itu.
Namun siswa berumur sekitar 10 tahun itu berontak. Bocah ini tidak mau duduk dan memilih berdiri membusungkan dada di depan Bu Guru, seperti menantang.
"Aku arep balik!" kata bocah itu sambil meraih tas ranselnya, disusul bentakan yang sepertinya tidak terdengar seperti kata-kata dalam Bahasa Indonesia.
Bu Guru berusaha sabar, bereaksi halus sambil mencubit pipi anak didiknya. "Loh kok ngrasani Bu Guru monyet ki?" kata Bu Guru.
Si bocah masih saja menatap tajam, malah kali ini dia seperti hendak menyerang gurunya. Bu Guru kemudian mencoba sekali lagi mendudukkan bocah ini.
"Kamu itu anak kecil, duduk sini," kata Bu Guru yang terlihat satu kali mendorong si bocah SD.
Tetap, bocah ini tak mau duduk. Dia tetap terlihat hendak menyerang gurunya. Bu Guru menyiagakan tangkisan dengan lengannya, kalau-kalau bocah ini menyerangnya. Namun akhirnya Bu Guru jengkel juga.
"Saya enggak mau menerima anak kayak gini loh. Biar sekolah di hutan," kata Bu Guru seraya meninggalkan lokasi.
Siswa SD ini kemudian menyoraki singkat, "Huu...," sambil meraih tasnya untuk pergi juga.
PERTANYAAN
APA TANGGAPAN GURU KETIKA ANAK MURIDNYA MELAWAN
- DENGAN PENDEKATAN
- MENGARAHKAN PERILAKU SISWA
- SEDIKIT KELONGGARAN
- KOORDINASI
SOLUSI
- Pengajar atau guru hendaknya juga turut memperhatikan kondisi dan perkembangan kesehatan fisik dan mental siswa
- Membantu pengembangan sifat-sifat positif pada diri siswa seperti rasa percaya diri dan saling menghormati
- Memperbaiki kondisi dan terus menerus memberikan motivasi pada siswa
- Memberikan rangsangan belajar sebanyak mungkin
- Menciptakan kesempatan belajar yang lebih baik bagi siswa
- Menciptakan kesempatan belajar yang lebih baik bagi siswa
Komentar
Posting Komentar